Kisah Nabi Adam (Bag-2)


Hawa bangkit dari tempat duduknya dan bergeser beberapa langkah kebelakang, ia tahu walau ia tercipta untuk Adam, namun ia merasa malu dan takut kepada Allah swt. walaupun dihatinya sungguh menyukai Adam. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Adam tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu isi hati Hawa dan dapat membacanya.Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarinya itu bukan berarti menolaknya, namun dikarenakan ada rasa malu sebagai sifat seorang perempuan. Untuk membaca Kisah Nabi Adam as sebelumnya, silakan Baca Disini.

Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa Hawa juga terpesona dengan wajah Adam yang sungguh tampan.

Tetapi Adam tidak putus asa, ia tahu itu bukanlah suatu dosa, ia juga tahu isi hati Hawa, dan ia tahu bahwa dibalik rasa malu tersimpan cinta sejati. Oleh karena itu Adam yakin, bahwa Hawa tercipta untuknya. Ketika sudah dekat kepada Hawa serta hendak mengulurkan tangannya untuk meraih Hawa, tiba-tiba terdengar suara ghaib yang menyeru:

"Hai Adam, tahanlah dirimu, pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!" Adam terkejut dan mendengarkan kata-kata itu dengan tekun dan kembali ketempat duduknya dengan taat. Begitu juga dengan Hawa mendengar teguran itu dan hatinya tenteram.
Kedua manusia surga itu sama-sama terdiam seakan-akan menunggu perintah.

Allah Swt Yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kemudian menyempurnakan nikmat-Nya kepada Adam dan Hawa. Allah Swt. mengetahui bahawa mereka berdua saling memerlukan, segera memerintahkan bidadari-bidadari surga untuk menghiasi dan menghibur Hawa dengan membawakan kepadanya perhiasan-perhiasan surga. Sementara itu diperintahkan pula para malaikat langit untuk berkumpul dibawah pohon Syajarah Thuba untuk menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.

Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah Swt. berfirman:

"Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan dibawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan penghuni langit dan surga, banwa Aku menikahkan Hawa dan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!"

Malaikat dan para bidadari berdatangan. Setelah akad nikah selesai berdatanganlah malaikat dan para bidadari menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin yang agung itu. Lalu diantarkanlah Adam untuk bertemu istrinya Hawa di istana yang sangat megah yang akan mereka tempati.

Ketika Adam hendak mendekati istrinya, Hawa menuntut haknya, yaitu mahar yang telah disyariatkan Allah sejak semula.

"Mana Mahar?" Hawa bertanya kepada Adam. Ia menolak bersentuhan sebelum mahar dibayarkan kepadanya.

Adam bingung seketika, lalu menyadari bahwa untuk menerima haruslah bersedia memberi. Bahwa yang demikian itu sudah menjadi ketetapan hukum Allah dalam pernikahan sebagai syarat utama dalam pernikahan.

Adam kemudian berfikir mahar apa yang harus ia berikan kepada Hawa. Adam lalu bertanya kepada Allah,

"Ilahi Robbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata??"

"Bukan!" Kata Allah.

"Apakah hamba alan berpuasa atau sholat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?"

"Bukan!" tegas suara ghaib.

Adam diam untuk menenangkan jiwanya, kemudian bermohon dengan tekun: "Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!"

Allah Swt. berfirman:

"Mahar Hawa ialah sholawat sepuluh kali kepada Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkitkan, yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku; Muhammad, cincin permata dari para anbiya? dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali."

Adam merasa lega. Ia lalu mengucapkan sholawat sepuluh kali sebagai mahar kepada istrinya, karena Nabi Muhammad adalah Rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Hawa mendengarnya dan menerimannya sebagai mahar. "Hai Adam, kini Aku halalkan hawa bagimu". perintah Allah dan dapatlah ia sebagai istrimu!"

Adam bersyukur lalu masuk kamar istrinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan suka cita dan penuh kecintaan yang tulus.

Allah Swt. berfirman:

"Hai Adam, diamlah engkau bersama istrimu didalam surga dam makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi lalim." (QS> Al-A'raaf: 19)

Insya Allah akan kita sambung lagi Kisah Nabi Adam as pada artikel yang akan datang.

Terima kasih atas perhatiannya dan semoga bermanfaat. Alhamdulillah

Wassalamu'alaikum Wr.wb


Post a Comment

0 Comments