Kisah Nelayan Dan Jin Ifrit (#3)


Ia kemudian membersihkan badannya, berwudhu dan melaksanakna sholat Dzuhur. Kemudian ia menengadahkan wajahnya ke langit, berdoa: “Ya Alloh, Engkau pasti tahu bahwa aku hanya menebarkan jalaku 4 kali setiap melaut, dan kini hanya tinggal lemparanku yang terakhir.

Hamba berharap ya Alloh, berilah hamba pertolongan dari kebaikan lautmu, seperti Engkau telah memberikan kebaikan kepada nabi Musa AS. Bismillah!”

Selesai berdoa, Nelayan kembali melemparkan jalanya dan dengan penuh harap menanti hingga airnya tidak lagi beriak. Lagi-lagi jalanya terasa berat sehingga ia harus kembali meyelam untuk membebaskannya.

Tidak ada satu ekor ikan pun yang tertangkap oleh jalanya, namun ia menemukan sebuah botol tembaga berwarna keemasan tersangkut di dalamnya. Botol itu sepertinya penuh berisi sesuatu, karena terasa berat saat diangkat. Saat diteliti botol tersebut tertutup dan terkunci dengan seal yang rapat.

“Lumayanlah, kalau aku jual di toko tembaga, harganya bisa sampai 10 keping emas,” pikirnya. “Uangnya bisa aku pakai untuk membeli makanan.”

Dia mengangkat botol tersebut, ternyata berat sekali. “Pasti ada sesuatu di dalamnya,” pikir nelayan.

“Aku harus tahu isinya. Siapa tahu isinya barang berharga,” pikirnya lagi.

Dia mengambil pisau untuk merobek segelnya, kemudian membuka penyumbatnya. Digoncangnya botol tersebut untuk mengeluarkan isinya.

Tapi tidak ada apapun di dalamnya selain segulung asap berwarna kelabu. Asap itu naik ke udara dan lama-kelamaan membentuk sesosok Jin Ifrit yang tinggi besar. Demikian tingginya hingga kepalanya yang sebesar kubah hampir menyentuh awan.

Mengerikan sekali ia, tangannya seperti garpu raksasa, kakinya sebesar tiang kapal, bibirnya menyerupai gua besar, lubang hidungnya seperti terompet, matanya menyala seperti lampu dan rambutnya yang kelabu tampak kusut awut-awutan...

Selanjutnya...

Sebelumnya...