Kisah Nabi Musa 'Alaihi Salam (Bag-1)


Nabi Musa as adalah keturunan dari kaum Bani Israil. Beliau Lahir di Mesir yang pada masa itu diperintah oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Fir'aun. Fir'aun adalah seorang raja yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Oleh karena itu barangsiapa yang menyembah selain daripadanya, maka dia tidak segan-segan menyiksa, dipenjara bahkan dibunuh. Hal mini sebagaimana telah diterangkan Allah SWT. didalam Al-Quran.

Allah SWT. berfirman:

"Fir'aun berkata: Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain saya, benar-benar saya akan menjadikan kamu salah seorang dipenjara." (QS. Asy-Syu'araa: 29)

Pada suatu malam Fir'aun bermimpi seakan-akan ia melihat negeri Mesir terbakar habis dan rakyatnya banyak yang mati, pada mimpinya itu hanya orang-orang dari kaum Bani Israil yang tertinggal. esok harinya ia mengumpulkan para ahli tenung dan menceritakan perihal mimpinya itu. Sibuklah para ahli tenung itu mentabirkan atau menyingkap rahasia yang terkandung dalam mimpi Fir'aun tersebut. Kemudian para ahli tenung itu menyampaikan arti mimpi fir'aun itu, bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki dari bangsa Israil yang nantinya akan meruntuhkan kekuasaan Fir'aun. Ketika mendengar arti mimpinya itu, Fir'aun menjadi khawatir dan takut bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Maka segara dia memerintahkan kepada para pengawalnya untuk mengawasi dan segera membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dan tetap membiarkan hidup bayi perempuan.

Allah SWT. berfirman:

"Dan ingatlah ketika kami selamatkan kamu dari keluarga Fir'aun (pengikut-pengikutnya) merka menimpakan siksaan yang amat besar kepadamu, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan anak-anakmu yang perempuan, demikian itu adalah cobaan yang besar dari Allah." (QS.Al-Baqarah: 49)

"Sesungguhnya Fir'aun berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan rakyatnya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan menghidupi anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan." (QS.Al-Qoshosh: 4)

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi Mesir. Dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Hamman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (QS.Al-Qoshosh: 5-6)

"Kami ilhamkan kepada ibu Musa supaya disusukannya anak itu, maka apabila takut akan ditangkap Fir'aun, hendaklah hanyutkan ia ke sungai Nil dan janganlah engkau takut dan jangan berduka cita, sungguh Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikan Rasul." (QS.Al-Qoshosh: 7)

"Kemudian Musa diambil oleh keluarga Fir'aun, akhirnya menjadi musuh dan kesusahan bagi mereka. Sungguh Fir'aun dan Haman beserta bala tentaranya amat bersalah. Berkata isterinya Fir'aun: Adalah anak ini menjadi kesukaanku dan hatimu, sebab itu janganlah ia dibunuh, mudah-mudahan ia berguna bagi kita dan kita jadikan ia sebagai anak angkat. Sedang mereka tidak merasa." (QS.Al.Qoshosh: 8-9)

"Kemudian hati ibu Musa menjadi kosong, hampir ia melahirkan apa yang ada dalam hatinya itu, tidak Kami tetapkan hatinya, ia supaya masuk golongan orang yang beriman. Berkata ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: Cobalah... kau perhatikan keadaan Musa itu...! Lalu ia memperhatikan dari kejauhan, sedangkan mereka (keluarga Fir'aun) tiada merasa akan hal yang sedemikian itu." (QS.Al-Qoshosh: 10-11)

"Kami enggankan hati Musa untuk menyusu kepada wanita-wanita yang disediakan Fir'aun, kemudian datang saudari Musa menghadap raja, seraya berkata: Maukah baginda saya tunjukkan seorang perempuan yang akan menyusukan anak ini dan memelihara serta mendidiknya...? Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tiada lagi berduka cita dan supaya ia tahu, bahwa perjanjian Allah itu benar, tetapi kebanyakkan mereka itu tidak mengerti." (QS.Al-Qoshosh: 12-13)

"Ketika Musa telah dewasa dan telah masak fikirannya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan. Begitulah Kami membalas orang-orang yang berbuat kebaikan. Pada suatu hari masuklah Musa kedalam kota, sedang penduduknya tidak kenal akan dia, lalu berjumpa dengan dia orang lelaki yang berkelahi, salah seorang daripadanya sebangsa dengan dia yaitu bangsa Israil dan musuhnya orang Mesir. Kemudian minta tolong orang yang sebangsa dia untuk melawan musuhnya, lalu Musa memukul musuh orang itu, sehingga mati. Berkata Musa: Oh, ini pekerjaan syaithan, sungguh syaithan itu musuh yang nyata.

Berkata Musa: Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya telah aniaya kepada diri saya sendiri, sebab itu ampunilah dosa-dosa saya. Kemudian Allah mengampuni dosanya, sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Berkata Musa: Wahai Tuhanku! Oleh karena Engkau telah memberi kenikmatan kepada saya, maka janganlah saya hendaknya menolong orang yang berdosa lagi." (QS.Al.Qoshosh: 14-17)

"Kemudian adalah Musa berhati takut tinggal dikota itu, sambil menyelidiki, tiba-tiba orang yang minta tolongnya kemarin datang kepadanya untuk minta tolong lagi. kemudian Musa berkata kepadanya: Sungguh engkau orang sesat yang nyata. Ketika Musa hendak memegang musuh orang itu, lalu orang itu berkata kepada Musa: Hai Musa! Adakah engkau hendak membunuh saya sebagaimana engkau telah membunuh orang kemarin? Rupanya engkau hendak menjadi orang yang ganas di muka bumi ini dan bukan engkau hendak memperbuat kebaikan. kemudian datang seorang lelaki dari ujung kota dengan bersegera lalu katanya: Hai Musa! Sesungguhnya orang-orang bangsawan telah bersepakat hendak membunuh engkau, sebab itu hendaklah engkau lari dari sini, sungguh saya semata-mata memberi nasihat kepada engkau. Maka keluarlah Musa dari sana dengan ketakutan serta memperhatikan orang yang akan menangkapnya, lalu ia berkata: Wahai Tuhanku! Lepaskanlah saya dari siksaan orang-orang yang aniaya. Ketika ia sampai di negeri Mad-yan, lalu berkata: Mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kepada saya ke jalan yang benar." (QS.Al-Qoshosh: 18-22)

demikianlah Nabi Musa yang kemudian melarikan diri meninggalkan negeri Mesir, karena takut dibunuh Fir'aun. Dalam perjalanannya yang tanpa arah dan tujuan kemdian beliau beristirahat dibawah sebatang pohon di daerah Mad-yan, sambil berkata, Mudah-mudahan Tuhan memberi petunjuk kepadaku ke jalan yang benar.


Bersambung.....

Post a Comment

0 Comments