“Wahai Jin, kematianku sudah di depan mata, dan aku menerimanya sebagai takdirku. Tapi sebelum aku memilih caraku mati, atas nama Alloh yang namanya tercetak di atas segel yang mengunci botol ini, maukah kau menjawab dengan jujur satu pertanyaanku?” tanya nelayan.
Mendengar nama Alloh, tubuh Jin itu gemetar ketakutan. “Baiklah, aku bersumpah atas nama Alloh akan menjawab dengan jujur pertanyaanmu.”
“Benarkah kau pernah terkurung di dalam botol ini?” tanya nelayan.
“Ya, betul!” jawab Jin.
“Sebenarnya aku tidak percaya dengan ceritamu. Botol ini bahkan tidak bisa memuat kakimu yang besar, bagaimana mungkin ia bisa memuat seluruh tubuhmu,” kata nelayan.
“Kamu tidak percaya ceritaku?” tanya jin dengan marah.
“Aku tidak percaya sampai aku melihatnya sendiri,” tantang nelayan.
“Baiklah akan kubuktikan padamu!” seru Jin.
Sedikit demi sedikit tubuh jin Ifrit berubah menjadi asap dan masuk kembali ke dalam botol.
“Nah nelayan, sekarang kau percaya dengan ceritaku?” teriak Jin dari dalam botol.
Baca Juga: Kisah Dialog Imam Abu Hanifah Dengan Atheis Tentang Ketuhanan
Namun si nelayan dengan cepat menutupnya dan berkata, “Hei Ifrit, sekarang giliranmu untuk memilih cara mati yang kau inginkan! Tapi tidak! Lebih baik aku melemparkanmu kembali ke tengah laut!
Aku akan membangun rumah di sini dan selama sisa hidupku aku akan mencegah siapapun yang ingin mencari ikan di sini. Akan kukatakan bahwa disini ada jin jahat yang akan membunuh siapapun yang membebaskannya dari dalam botol.”
Mendengar perkataan si nelayan, jin Ifrit menangis dan memohon agar si nelayan membebaskannya.
“Bukankah sudah kubilang padamu jin, jika kau menyelamatkanku maka Alloh akan menyelamatkanmu. Tapi kau tidak mau. Maka inilah balasannya!” kata nelayan.
“Tolong bebaskan aku,” ratap jin.
“Kamu pembohong! Aku dan kamu seperti Wezirnya raja Yunan dengan guru Duban!” kata nelayan.
“Siapakah mereka?” tanya Ifrit.
“Aku akan menceritakannya padamu!”
Dan nelayan itu memulai ceritanya…
🔙 Sebelumnya...